Analisis Kesiapan Guru dalam Mengimplementasikan Asesmen Diagnostik Pada Kurikulum Merdeka
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan asesmen diagnostik pada Kurikulum Merdeka. Studi ini dilakukan di sekolah dasar se Kecamatan Tanjung dengan mengambil sampel secara purposive. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan asesmen diagnostic sebagai salah satu bagian penting dalam Kurikulum Merdeka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus. Pengumpulan data dilakukan secara online melalui google form, dan secara ofline dengan teknik dokumentasi, dan wawancara mendalam kepada kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pada aspek kesiapan guru dalam menggunakan asesmen diagnostik, hasil penelitian menunjukan; (a) 63,64% guru sudah mengetahui asesmen diagnostik; (b) 45,45% guru pernah melakukan asesmen diagnostik; (c) 40,91% guru belum memahami dengan baik dan merasa belum pernah melakukan asesmen diagnostik; dan (d) 77,27% guru tidak pernah mengikuti sosialisasi atau pelatihan terkait asesmen diagnostik. Merujuk pada data-data yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa guru-guru di SD Kecamatan Tanjung belum siap menggunakan asesmen diagnostic. Guru-guru masih memerlukan sosialisasi dan pelatihan tentang asesmen diagnostic. Adapun pada aspek kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum Merdeka, dari data yang terkumpul dapat diketahui bahwa ; (a) 90,91% guru mengetahui tentang kurikulum merdeka; (b) 68,18% guru mendapatkan informasi tentang kurikulum merdeka dari media sosial; (c) 59,09% guru masih ragu mengimplementasikan kurikulum merdeka pada semester berikutnya. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa guru SD di Kecamatan Tajung masih ragu untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, lebih disebabkan kurangnya pemahaman guru dan belum adanya sosialisasi secara khusus kepada guru-guru SD di Kecamatan Tanjung terkait Kurkulum Merdeka. Temuan penelitian ini diperkuat oleh pernyataan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara yang menyatakan bahwa sosialisasi implementasi Kurikulum Meredeka belum dilakukan secara optimal sehingga dianggap wajar bila guru-guru belum cukup siap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran berikutnya.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Akbar, Awaludin Lalu. 2022. Pengaruh Program Maulana Terhadap Provesionalisme Guru Dan Kemampuan Literasi Dasar Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikann Sekolah Dasar. Vol. 4. No. 1. E-ISSN : 27147711. DOI: 10.3721/badaa.v4il.578. diakses pada 24 Februari 2022
Ester Lince Napitupulu. 2022. Platform Digital Bantu Guru Menerapkan Kurikulum Merdeka. htts:www.kompas.id. diakses pada 6 April 2022.
Harmadji, Ekasari Dwi, dkk. 2021 Pembelajaran Jarak Jauh Kondidi Khusus, Surakarta:Tahta Media Group. Hal 53-55
Mandalika dan Usman. 2004. Dasar-Dasar kurikulum. Surabaya:SIC. Hal 7-8
Pengelola Web Kemendikbud. Kurikulum Merdeka Jadi Jawaban Untuk Atasi Krisis Pembelajaran. 2022. Jakarta. https://.kemdikbud.go.id diakses pada 26 Maret 2022 jam 22:15
Suara NTB. Jendela NTB Untuk Dunia. 2022. Kemampuan Literasi dan Numerasi di NTB masih jadi PR Besar. httpswww.suarantb.com diakses pada 24 Februari 2022 Jam 03:25
Sudarma, Momon, 2021. Merdeka Belajar Menjadi Manusia Autentik. Jakarta: PT Elekx Media Komputindo. Hal 3, 6, dan 70.
DOI: https://doi.org/10.47165/jpin.v5i2.348
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Ulfa Laulita, Marzoan Marzoan, Fitriani Rahayu
JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia p-ISSN (print) 2722-8134, e-ISSN (online) 2620-8466 is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.