Upaya Pembentukan Perilaku Hidup Sehat dan Peduli Lingkungan Hidup Menuju Sekolah Sehat Tahun 2021 Di SDN 2 Semoyang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Provinsi NTB

Agus Herianto, Khosiah Khosiah, Sintayana Muhardini, Zedi Muttaqin, Baiq Desi Milandari

Abstract


Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan di luar sekolah. Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan serangkaian kegiatan yakni melakukan analisis kesiapan sekolah untuk melaksanakan program sekolah sehat. Selain itu dilakukan penilaian pemahaman peserta didik mengenai perilaku hidup sehat dan peduli lingkungan hidup. Jika sudah mengenal upaya pengelolaan lingkungan hidup dan kesehatan lingkungan sekolah dengan baik, diharapkan perilaku peserta didik akan lebih baik dari sebelumnya dan dapat menyukseskan pelaksanaan kegiatan sekolah sehat. Adapun metode pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Menganalisis kesiapan sekolah dalam pelaksanaan sekolah sehat, 2. Memberikan pre test kepada peserta didik untuk mengetahui pengetahuan sebelum diberlakukan edukasi lingkungan hidup, 3. Selanjutnya memberikan penyuluhan tentang lingkungan hidup, 4. Memberikan pos test setelah diberikan penyuluhan, 5. Melihat perbandingan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi, dan 6 ) Pemberian sarana pembelajaran lingkungan hidup kepada sekolah berupa tempat sampah dan tanaman yang bermanfaat untuk sekolah. Peningkatan pengetahuan setelah diadakan edukasi paling banyak pada pertanyaan nomor 8 yaitu jenis sampah organik, kemudian diikuti dengan pertanyaan nomor 9 yaitu jenis sampah anorganik. Pemahaman yang baik mengenai pemisahan sampah organik dan anorganik diperlukan terhadap siswa, karena beberapa diantara mereka masih menganggap sampah organik adalah sampah yang basah dan sampah anorganik merupakan sampah yang kering tanpa membedakan apakah sampah tersebut mudah membusuk atau tidak. Adapun Pemberian Sarana Pembelajaran Lingkungan Hidup Kepada Sekolah yaitu bak sampah, tanaman pucuk merah, sapu lidi dan kemoceng 


References


Bemawa, H. H. (2010). Implemetasi Sekolah Adiwiyata Berbasis Kearifan Lokal. “Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Memulikan Martabar Manusia”. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Dasiharjo. (2005). “Eco-School”. Sebagai Media Pendidikan Lingkungan di Sekolah. “Peran Pendidikan di Persekolahan dalam Mempersiapkan Generasi Peduli Lingkungan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayati, dkk. (2013). Perilaku Warga Sekolah dalam Program Adiwiyata di SMKN 2 Semarang. “Dalam Seminar Nasional Pengelolaan SDA dan Lingkungan”. Purwokerto: Universitas Jendral Sudirman.

Kementrian Kehutana dan Lingkungan Hidup dan Kemdikbud. (2012). Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Landriany, E. (2014). Implementasi Kebijakan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. “Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan.

Sungkowo. (2005). Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup pada Jalur Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.




DOI: https://doi.org/10.47165/intancendekia.v1i2.40

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 INTAN CENDEKIA (Jurnal Pengabdian Masyarakat)

Creative Commons License
Intan Cendekia (Jurnal Pengabdian Masyarakat), e-ISSN (online) 2722-7766